Selasa, 05 Oktober 2010

PADANG BULAN DAN CINTA DI DALAM GELAS

Novel ini merupakan lanjutan buku ke-empat Andrea Hirata yang berjudul “Maryamah Karpov”. Dimana pada novel tersebut mak cik Maryamah diceritakan sebagai pemilik warung kopi yang senang mengajari catur orang yang berada di sana. Dalam novel padang bulan, Maryamah memiliki nama kecil yaitu Enong. Enong merupakan anak sulung dari empat bersaudara yang sangat menggemari bahasa Inggris. Ayah Enong sangat menyayangi anaknya. Terbukti dengan Ayahnya yang rela pergi jauh ke Tanjong Pandan hanya untuk membelikan Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata. Enong merasa senang dengan kamus itu dan selalu dia bawa kemanapun pergi.
Beberapa hari kemudian muncul berita bahwa Ayah Enong jatuh tertelungkup dalam timbunan pasir dan meninggal seketika itu juga. Waktu itu Enong yang masih SD sangat terpukul karena baru beberapa hari Ayahnya membelikan kamus bahasa inggris yang sangat disayanginya telah pergi begitu saja. Saat berada di rumahnya, banyak pelayat memperhatikan Enong. Enong jadi bingung dengan keadaan ini karena dia sebagai anak sulung yang menurut orang-orang di sana akan menjadi kepala keluarga dan itu sangat mengganggu pikiran Enong. Masa prokreasi pun terjadi pada diri Enong saat itu . Dalam kutipan tersebut dikatakan:

”Sedangkan Enong, bermalam-malam tak bisa tidur. Ia gamang memikirkan apa yang selalu dikatakan orang tentang anak tertua. Namun, ia bahkan tak sepenuhnya paham makna kata tanggung jawab. Ia takut membayangkan akibat dari kata itu. Apakah ia harus bekerja? Bagaimana ia akan menghidupi keluarga, seorang Ibu, dan tiga orang adik? Apakah harus berhenti sekolah? Ia amat mencintai sekolah. Ia bingung karena masih terlalu kecil untuk dibenturkan dengan perkara seberat itu. Sekarang ia paham mengapa waktu itu banyak pelayat memandanginya.”

(Padang Bulan, Mozaik 4 halaman 25.)
Setelah Enong menerima internalisasi bahwa anak tertua dalam sebuah keluarga suatu saat akan menggantikan kedudukan ayahnya sebagai kepala keluarga, ia pun mulai mengobyektivasi segala hal yang berkaitan dengan kedudukan kepala keluarga. Ia mulai merencakan untuk mencari nafkah dan putus sekolah agar Ibu dan ketiga adiknya dapat makan. Segala macam pertimbangan dan keputusan Ibunya yang merasa berat atas kerelaan Enong yang notabene masih 14 tahun bekerja demi menghidupi keluarga yang baru saja ditinggal Kepala keluarga tersebut akhirnya memutuskan untuk bekerja.
Di sinilah proses eksternalisasi terjadi dan Enong pun merantau untuk mencari pekerjaan. Selama masa pencarian kerja, Enong berkali-kali ditolak lamarannya. Hal ini disebabkan Enong yang masih dibawah umur dan penampilannya kurang menarik untuk dijadikan pegawai. Dengan bantuan seorang pemilik toko untuk keperluan sembahyang bagi orang Tionghoa, Enong mendapatkan uang untuk kembali ke kampungnya setelah berhari-hari tidak punya uang. Di kampungnya, akhirnya Enong ingin mencoba pekerjaan yang hanya boleh dilakukan oleh kaum pria, yaitu menjadi kuli timah. Dengan tekad yang kuat akhirnya ia pergi untuk mendulang timah di dalam hutan yang jarang didatangi oleh orang. Disitulah orang-orang mulai mengetahui eksistensi seorang perempuan yang untuk pertama kalinya ikut mendulang timah.
Setelah beberapa tahun, ketiga adiknya akhirnya sudah menikah dan tinggal dia dengan Ibunya sendiri di rumah. Sambil bekerja, ia mengikuti kursus bahasa Inggris dua minggu sekali. Dan akhirnya, Enong menjadi lulusan terbaik ke-lima dan bermetamorfosa menjadi Maryamah. Ia bangga dengan hal itu. Hal yang paling diinginkannya selama masih kecil, yaitu pandai berbahasa Inggris.

Maryamah dipinang oleh seorang lelaki temperamen bernama Matarom, yang bisa dikatakan Grand Master nya catur di kampung Maryamah. Inilah masa kreasi, masa ketika Maryamah hidup mandiri dan mempunyai suami. Tetapi sayang, pernikahan mereka cuma sementara karena banyak sekali masalah dalam rumah tangga Maryamah. Akhirnya mereka pun bercerai.
Masa kreasi yang singkat ini membuat Maryamah sadar bahwa hidup harus terus berjalan sekalipun tanpa seorang pendamping. Akhirnya Maryamah berencana untuk menjatuhkan mantan suaminya pada kejuaraan catur yang diadakan setiap 17 Agustus. Masa rekreasi Maryamah pun tiba. Ia ingin kesetaraan gender ditegakkan. Ia ingin membuka sejarah baru bahwa wanita juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh pria, bahkan bisa melampauinya. Semua dimulai dengan nol, ia kursus dengan Ikal dan Detektif kontet M. Nuh. Tak cuma dua orang yang membantu Maryamah. Ninochka Stronovsky, seorang Grand Master asal Georgia, turut membantu Maryamah lewat komunikasi internet. Maryamah menjadi pandai memainkan bidak-bidaknya dan siap untuk mengikuti kejuaraan catur.
Kejuaraan pun berlangsung dengan jumlah peserta mencapai 75 orang. Laki-laki berjumlah 74 dan wanita 1 orang. Banyak pro kontra tentang keikutsertaan Maryamah. Tetapi Maryamah tetap ikut bertanding. Setiap pertandingan, Maryamah selalu mendapat bantuan oleh Ninochka Stronovsky melalui Ikal. Akhirnya, Maryamah berhasil masuk final dan berhadapan dengan mantan suaminya sendiri, Matarom. Melalui tiga babak yang pelik, akhirnya untuk pertama kali Matarom dikalahkan oleh seorang pecatur lainnya, dan yang lebih menakjubkan bahwa wanita lah yang mengalahkan Grand Master tersebut.


Makna dari permainan catur yang Maryamah kuasai ialah bahwa papan catur tersebut telah menjadi jalan hidupnya. Ketika raja nya mati, dalam hal ini Ayahnya, ia menggantikan kedudukannya sebagai raja dalam papan catur. Setiap pola merupakan proteksi yang kuat dari Maryamah sebagaimana Maryamah melindungi Ibu dan adik-adiknya (Ibunya meninggal sebelum Maryamah mengikuti kompetisi) yang sulit ditembus lawan. Ketika ia memiliki tekad untuk mengubah keadaan, maka jalan itu akan ia tempuh dengan sungguh-sungguh dan menjadi prioritas dalam hidupnya. Ia pun dijuluki Maryamah Karpov, nama Karpov diambil dari seorang pecatur Rusia Anatoly Karpov, yang memiliki sistem pertahanan benteng yang sulit diketahui oleh lawan.
Pelajaran yang dapat diambil ialah bahwa kita jangan pernah takut untuk melakukan perubahan. Perubahan tidak harus dilakukan oleh sekian banyak orang. Satu orang pun cukup untuk membentuk perubahan yang signifikan. Selain itu, kita juga harus memaknai hidup dan mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Dan jangan pernah menyerah dalam mencari kebenaran hidup. Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar